Tidak semua keputusan penting diambil dengan suara keras. Sebagian justru lahir dalam diam, ketika dunia terlalu sibuk memastikan arah yang sama. Novel ini bermula pada satu masa yang masih segar dalam ingatan banyak orang: pandemi. Saat ketidakpastian menyebar lebih cepat daripada data, dan kepanikan menjadi bahasa bersama, seorang pemuda dari Subang memilih melakukan hal yang tidak populer—ia masuk ke pasar saham ketika hampir semua orang keluar. Bukan karena keberanian berlebihan. Bukan pula karena keyakinan tanpa dasar. Melainkan karena ia percaya bahwa ketakutan massal sering kali melahirkan keputusan massal—dan di sanalah banyak orang kehilangan kejernihan. Guntur Suroso adalah novel komedi sunyi tentang pilihan, disiplin, dan harga dari berjalan sendirian lebih lama dari yang direncanakan. Cerita ini tidak menawarkan motivasi instan, tidak menjanjikan kemenangan cepat, dan tidak mengangkat tokoh yang selalu benar. Yang disajikan adalah proses—lengkap dengan ejekan, kesalaha...
La Academic
Our Goal is to share open access learning materials, help students to publish article faster, to analyze data efficiently, Academic Writing Support.